Jumat, 18 Januari 2013

" INI BUKAN ITU "

Lelahku akan perjalanan hidup ini.
Jenuhku akan semua hal disekitar ini.
ini, ini, ini, dan terus akan begini.

Kadang aku mencoba lari meninggalkan semua ini.
Namun aku tersesat dan kembali lagi.

Kadang aku mencoba pergi dan menjemput semangat itu.
Namun tak pernah sampai dan bahkan aku terjatuh begitu dalam.

Karena mungkin akan terus begini, Melintasi jalan kehidupan yg berliku.

Kadang aku ingin seperti itu.
Yg begitu bebas melayang dikehidupan.
Yg begitu terlihat ceria tanpa beban dikehidupan.
Yg begitu cepat tertawa dikehidupan.
Yg begitu cepat menghabiskan hasil keringat dikehidupan.

Namun ku tau, jalan kehidupanku adalah ini.
Ini yg membuat aku hidup tegar dalam racun kehidupan.
Ini yg tetap bisa membuatku tersenyum ria dalam madu kehidupan.
Karena disisiku selalu ada senyuman ceria dari semua yg menyayangiku.

Karena disetiap langkahku ada malaikat dunia seperti ibuku tercinta.

Terima Kasih untuk semua.

" POLOS BERLUBANG "

Aku tak mengerti..
Kata-kata bijak yg terucap..
Aku tak paham..
Kebisuan yg terkunci..

Hati terus bertanya tentang maksud.
Pemilik tujuan.
Hati terus bertanya kesalahan diri.
Pada pemilik tujuan..


Kata-kata yang terkesan bijak.
Hanya terbalik perilaku..
Wajah polos,
hati yg berlubang.

Dimanakah perasaan pemilik tujuan ?
Dipengadaian atau dipasar atau malah dimakam?

Apakah maksud pemilik tujuan?

Apa faktor pernyataan pemilik tujuan ?

Itu hanya menjadi sebuah pertanyaan yg mengintari pikiran..

Hanya ada satu rasa yg tertuang..
K E C E W A..


Pernahkah pemilik tujuan berfikir kenyataan yang ada..
Ataukah..
Pemilik tujuan ingin sebuah sensasi..

" POLOS BERLUBANG "

Aku tak mengerti..
Kata-kata bijak yg terucap..
Aku tak paham..
Kebisuan yg terkunci..

Hati terus bertanya tentang maksud.
Pemilik tujuan.
Hati terus bertanya kesalahan diri.
Pada pemilik tujuan..


Kata-kata yang terkesan bijak.
Hanya terbalik perilaku..
Wajah polos,
hati yg berlubang.

Dimanakah perasaan pemilik tujuan ?
Dipengadaian atau dipasar atau malah dimakam?

Apakah maksud pemilik tujuan?

Apa faktor pernyataan pemilik tujuan ?

Itu hanya menjadi sebuah pertanyaan yg mengintari pikiran..

Hanya ada satu rasa yg tertuang..
K E C E W A..


Pernahkah pemilik tujuan berfikir kenyataan yang ada..
Ataukah..
Pemilik tujuan ingin sebuah sensasi..

" TANDA TANYA "

Semakin jauh, semakin tampak.
Meskipun tidak pernah terlintas seperti ini.
Namun kenyataan mengatakan seperti ini.

Kenyataan ini pun mulai terbiasa dalam kehidupan kini.
Meskipun dulu pernah, bagiku itu mungkin hanyalah karena keadaan jiwa berubah.

Tapi semakin waktu, semakin tahu.
Ada sebuah pembeda yang membedakan.

Mengerti tak pernah dimengerti.
Hanya dijadikan sebagai pelampiasan.
Hanya dijadikan yang terbelakang.
Mengalah malah dijadikan sebagai kalahan.

Sadar tidak sadar itu menyakitkan.
Jika orang menganggap itu merupakan sebuah kesalahanku pribadi, apakah itu benar ?

Setiap waktu, bahkan malam kemarin aku mencoba menyalahkan diriku.
Mencoba mengintropeksi diriku.

Mungkin ini salahku ?

" KEMBALIKAN BINTANGKU "

Ketika hanya sebuah canda yang berubah.
Terlukis indah dinyata batinku.
Yang menyimpan seribu tanya.

Ketika hanya kata yang ada.
Tak pernah terlintas untuk merasa.
Perasaan yang sejatinya tak terasa.
Kini muncul diujung hati.

Ketika waktu berjalan berubah.
Sulit kucari jalan lain untuk berlari.
Meski kucoba sekencang angin.
Aku tetap berputar dijalan ini.

Ketika lelah ini kuhapus.
Aku mencoba untuk berdiri sendiri.
Aku mencoba selalu tersenyum.
Untuk semangat hariku yang putih.
Dan kuingin mewarnai hariku dengan sejuta bintang.
Namun sinar bulan menghancurkan bintangku.
Dan hujan pun ikut merayakan pudarnya bintangku.

Kuingin bintangku bersinar seperti dulu.

" MAWARKU LAYU "

Seindah bunga ketika mekar mewarna.
Menghiasi pancaran dimataku.
Begitu indah nan mempesona anugrah ini membekas dihati.
Hingga aku terlena dalam pandangan mataku.

Tiap hari kupahami warna auranya.
Tiap waktu kurawat kesuburannya.
Tiap jam kupandangi pesonanya.
Tiap menit kujaganya dari kelayuan.
Bahkan tiap detik pun ku tak bosan didekatnya.

Tapi semuanya sirna.
Layu begitu saja.

Kini. .
Saat kucoba mengikhlaskannya.
Bekasan warnanya masih mewarnai kalbuku.
Saat kucoba tanamkan bunga yang lain.
Durinya pun masih menancap dihatiku ketika kubuangnya.

Kini mawarku layu,
meninggalkan kebunku.

Aku percaya bisa menemukan bunga lebih indah lagi dikebunku.

" ENTAHLAH "

mungkin aku ?
bukan ?
lantas ?

mungkin kamu ?
bukan ?
lantas ?

mungkin dia ?
bukan ?
lantas ?

DIAM !

DENGARKAN !

aku lelah...
untuk menahan...
aku lelah...
untuk mengalah...
taukah itu ?
tidak kan ?